BASE

Dari Ragu di Awal, Jajal, lalu Total.

Pertama sekali mengenal kenari ialah pada masa remaja, usia SMP. Sekali melihat, burung yang satu ini memang langsung dapat membuat saya berdecak kagum. Betapa tidak, kali itu, kenari yang saya lihat adalah seekor kenari bertubuh mungil dan berwarna putih. Ia terus bernyanyi di dalam sebuah sangkar kayu yang digantung cukup rendah di atas tanah. Ketika saya hampiri, bahkan dengan jarak yang sangat dekat sekali pun, kenari putih mungil itu cuek saja dan terus bersuara dengan nyanyian khasnya yang memang keras dan panjang. Semenjak itu, saya terpikat dan ingin memelihara kenari. Namun karena masih sekolah dan belum cukup dewasa untuk menghasilkan uang, saya pun belum mampu membeli meski hanya seekor.

Barulah pada musim lebaran 2013 kemarin, saya bertemu seorang sahabat, sebut saja BG, yang kemudian menyarankan agar saya memelihara kenari dan mencoba menangkarkannya. Mulanya, ada sedikit keraguan untuk memulainya. Pasalnya, saya samasekali belum tahu-menahu soal penangkaran kenari. Belum lagi, ketakutan bahwa harga pasaran kenari (jangan-jangan) mungkin bisa bernasib sama seperti masa trend parkit atau love bird yang tak pernah stabil. Namun BG yang sudah berpengalaman 7 tahun lebih menangkarkan kenari, selalu meyakinkan saya bahwa menangkar kenari relatif mudah asalkan sabar dan tidak mudah putus asa. Pemberian makan cukup praktis, serta perawatan hariannya pun tidak meyita banyak waktu. Soal harga pasar, berdasarkan pengalamannya, BG menyatakan bahwa harga kenari selalu stabil.

Akhirnya saya pun mengikuti nasihat sahabat dan pada bulan pertama, saya mulai membeli 4 ekor kenari lokal muda (3 betina & 1 pejantan) yang kesemuanya berumur 1 bulanan. Setelahnya, hampir setiap bulan saya selalu membeli dan membeli kenari lagi. Hanya betina yang saya beli. Sebab, menurut BG, setiap seekor pejantan dapat dikawinkan dengan 4 hingga 10 ekor kenari betina. Artinya, model perkawinan kenari ialah poligami. Tak terasa 4 bulan semenjak mulai memelihara kenari, kini saya memiliki 2 pejantan dan 10 ekor betina (3 betina produksi, 3 betina siap tangkar dan 4 betina muda).
Kini, saya semakin ingin untuk belajar lebih, meneruskan dan makin mengembangkan penangkaran kenari. Impiannya sih, ingin mencoba beberapa jenis kenari yang berbeda untuk ditangkar juga. Hehe, berkat sahabat saya (BG) yang sekaligus tanpa malu saya menyebutnya “guru”, kini saya dapat mewujudkan salah satu "impian" masa kanak-kanak saya dan ingin lebih total di dalamnya.

Terwujudnya "impian" masa kecil ini juga-lah, kemudian menjadi alasan kenapa saya menamakan kegiatan penangkaran kecil saya sebagai Minilab Canary Dreams Solo atau seperti yang tertera pada ring setiap kenari hasil tangkaran saya yang disingkat menjadi minilab "CADAS". Terus terang saya juga tak berani mencantumkan istilah 'peternakan' atau Breeder. Saya lebih nyaman menggunakan minilab saja. Sepertinya memang lebih cocok untuk saya yang memang masih menapak di level belajar dalam skala yang sangat kecil. Thanksalot!

No comments:

Post a Comment